Setelah sekian lama hati ini membeku dalam kehidupan tanpa
warna, kucoba tengok suasana sekitar pagi saat awal aku bangkit kembali
torehkan makna hidup. Dan tersempat kulihat butiran bening tersapa
cahaya tengah memantulkan beragam warna indah berkilauan. Apakah
keindahan yang menumbuhkan ketakjuban itu hanya butiran embun sesaat
lalu memudar seusai panasnya siang menjatuhkannya, ataukah itu butiran
intan yang malah tambah berkilauan disaat cahaya semakin kuat menyapa?
Entahlah. Yang kulakukan kala itu hanya diam sambil mengamati
perkembangan yang mungkin akan merubah keadaan. Dan aku berucap do'a
dalam sujud harapku agar hati ini teranugerahi keindahan warna pelangi
yang bukan sekedar biasan kebeningan embun pagi, tapi butiran intan
permata yang bisa berkilau sepanjang masa. Kupintakan keindahan cinta
yang bisa hidupkan kembali hati ini hingga beragam warna dan kekuatannya
bisa ada kembali hiasi hari-hari yang kulewati. Cinta yang bukan hanya
sekedar menanamkan birahi dan keindahan duniawi, tapi cinta yang juga
mampu menghantarkanku pada samudera iman yang mencurahkan kenikmatannya.
Waktu terus berlalu di tengah aku diam terpaku dalam usaha mengamati
penuh pertimbangan dan penghayatan. Tak terasa sudah setahun lebih aku
hanyut dalam suasana pertimbangan itu. Dan sedikit demi sedikit sebutir
indah itu bisa kupahami lebih kuat keadaannya bila dibanding daya tahan
butiran embun. Zatiyah sosoknya dan ketakjuban yang dipancarkannya malah
semakin kuat terbentang dalam suasana hidupnya kembali hatiku. Maka,
kenapa tidak jika kutetapkan saja keyakinanku padanya, bahwa ia
benar-benar anugerah yang kupintakan.
Dalam yakin yang telah kuukirkan di atas luasan
singgasana tempat iman dan nurani bersemayam, aku mulai coba tanamkan
keberanian. Namun sayang, masa silam yang telah menorehkan beragam kisah
memalukan akibat kelemahanku menerima tantangan yang dihadapkan untuk
membuktikan kekuatanku menghalalkan cinta yang diucapkan kepadanya itu
pada akhirnya telah membuat keberanian itu tak kunjung tumbuh
berkembang. Ketakutanku akan terulanginya kembali kondisi masa lalu itu
layaknya telah menjadi hama-hama paling bahaya bagi hidupannya
keberanian.
Tiada
jalan lain yang bisa kuusahakan lagi selain meminta pertolongan kembali
pada Zat Yang Maha Menguasai gerak langkahnya hati manusia. Kupanjatkan
doa agar semoga Ia berkenan mencurahkan rasa keberanian kepadaku dengan
memberikan aku sebuah pekerjaan yang bisa menghasilkan sejumlah materi
yang bisa kujadikan pengikat mengkhitbahnya. Dan tanpa kusangka jawaban
do'a itu sangat cepat kudapat. Dalam jangka waktu kurang dari seminggu,
tawaran kerja datang kepadaku meski aku tidak mencarinya, meski aku
memberi syarat mutlak yang tidak bisa diganggu-gugat kepadanya.
Meski teman dekatku telah mengusulkan agar aku kembali mempertimbangkan
tafsir lain akan kejadian yang tengah kualami ini dengan "bisa jadi itu
belum tentu benar bila ditafsirkan sebagai jawaban do'aku yang lalu
itu" tapi aku hingga kini tidak punya tafsiran lain yang bisa
memalingkan tafsirku yang sekarang itu. Hingga kini aku tidak bisa
mengambil kesimpulan bahwa itu adalah bukan jawaban atas do'aku. Maka
aku, meski berat juga untuk mengawali dan menjalaninya, pada akhirnya
membulatkan tekat dan keberanian untuk mewujudkan niatku mengkhitbahmu,
sesuai janjiku kepada_Nya yang terucap dalam doa lalu itu.
Jika kau selama ini merasa heran denganku yang secara
tiba-tiba menyodorkan tekatku mengkhitbahmu, maka alasan utama selain
karena adanya rasa cinta aku kepadamu, alasan lain yang menguatkannya
adalah adanya ikatan janji aku pada Tuhanku.
Engkau bagiku adalah jawaban dari do'a-do'aku, dan maafkan aku jika pada akhirnya do'a-do'aku itu sudah terasa berat untuk kau terima...!
ini semua belum usai kawan, semoga allah selalu mengusap dada kita dan senantiasa menguatkan atas usaha-usaha yang sedang kita jalani, amin.
BalasHapusInsya Alloh...
HapusAaamieen ya rabbal 'aaalamieen...!
Syukran atas tawash-shau bish-shbrinya...
Semoga Allah senantiasa memasukkan dan mengumpulkan aku dalam barisan orang-orang yang shabar... amien
Innallaaha ma'ash-shaabirien