Followers

Popular Posts

Search

Ketik kata yg ingin dicari, kemudian tekan enter

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jumat, 02 Oktober 2015

Ibadah Jum'at

          No comments   

Bersyukur kita kepada Allah SWT. Yang telah mengundang kita penuh hormat untuk datang menghadiri majlis jum'at ini. Tentunya, ada tujuan serta maksud agung hingga Ia menyeru kita, para lelaki, pemimpin keluarga untuk menghadiri acara ini, untuk tertib dan penuh keseriusan saat menjalankannya.

Di majlis jum'at ini, kita selaku pemimpin keluarga punya kesempatan besar untuk membangun pondasi keimanan, menyusun pilar strategi dan taktik kepemimpinan, hingga diharapkan mampu mewujudkan keharmonisan hidup berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.

Alangkah sayangnya bila kesempatan yang mulia ini kita lalui penuh sia-sia. Alangkah ruginya bila ungdangan penghormatan ini kita isi dengan sikap bercanda, acuh, atau malah dengan tiduran.

Maka dari itu, mari kita persiapkan diri kita dalam mengisi ibadah jum'at ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita simak penuh khidmat apa yang hendak disampaikan oleh orang yg telah kita angkat sebagai khatib jum'at.

Dengan penuh kesadaran akan guna dan tujuan mulia dari berkumpulnya kita di waktu dan tempat yang sama ini, mari kita perkuat keimanan, perbaharui semangat keta'atan, kita pertebal rasa sadar akan pentingnya persaudaraan.

Semoga dari jumat yang satu, ke jumat yang lainnya, dengan penuh kekhusuan ini kita bisa meningkatkan kualitas amal, kualitas pemikiran, serta kualitas keimanan, hingga mewujud jadi pribadi muslim yang hakiki.

Wallahu A'lam...!!

Senin, 01 September 2014

Kehawatiran

     No comments   
Senin 13 januari 2014

Saya takut terlena oleh lajunya waktu. Di sini, di kampung ini, tempat aku dulu dilahirkan dan dibesarkan, kini di usia dewasaku aku kembali di sini. Aku kembali untuk belajar hidup di kampung sendiri. Namun entah mengapa rasa takut terlena di dalamnya secara tiba-tiba hinggap dalam pikiranku malam ini. Aku di sini merasakan takut menjadi manusia yang kurang berguna. Aku takut menghabiskan masa usia dengan tumbuh menua dengan tiada artinya. Seminggu sudah aku kembali hidup di sini, tanpa ada aktivitas yang berarti.

Meski pun kampung ini masih sekitar Bandung, namun kondisinya sudah jauh berbeda dengan Bandung kota. Di sini, malam begitu sunyi, senyap

Malam

          No comments   
sumber photo: flexmedia
Dari balik selendang malam 
cuaca dingin dengan tenang datang 
menyelinap, melabur tiap sendi dalam diri 
Menyapa rasa asa yang sempat diam kelam, 
beku membatu bangun melintas lemas ... 

Duhai malam.... 
Pena tadi hari telah habis kau kikis 
Kini..... 
Peluklah daku dalam nyenyakmu 
dan untuk pagi yang kunanti 
Sempatkan aku jemput hari kembali

Untukmu... Sepedahku

          No comments   
photo diambil saat menembus batas ruang tinggi
dari Rancakole ke Cibeureum Pangalengan, Kab. Bandung (19-02-2014)
Dina welasan taun, anjeun geus jadi batur kuring nu pang satiana. 
Peuting nu sepi jempling, poek mongkleng tur tiis nu matak tiris, kitu deui wanci beurang tengah poe nu panas mentrang, taya carita dina diri anjeun pikeun baha kana pangajak kula. 
Anapon mangsana hujan turun, can kabejakeun jadi alesan piken anjeun embung nganteurkeun. 
Mang pirang-pirang tujuan nu ku kuring dipiharep geus anjeun tedunan nepi ka kalakonan. 
Loba carita nu baheula geus jadi lalakon hirup urang duaan. 
Kasedih tur kapeurih, kasenang jeung kabagjaan, estu kasaksian jeung karandapan ku anjeun jeung urang. 
Sanajan awak hidep geus rempo, taya ajen sakur nu nempo, pikeun kula mah anjeun gede pisan jasana.
Hampura kuring can bisa mapaesan rasa tumarima ieu kukahadean nusatara. 
 Kahatur ka #SiMeongCongkok sapedah kolot

Rabu, 08 Januari 2014

RESIGN: Antara Prinsip, Akad, dan Mekanisme Kerja (2)

     ,      No comments   
Kali ini saya akan membahas mengenai prinsip kerja yang saya pegang, hingga (mudah-mudahan dengan dipaparkannya persoalan ini bisa difahami) alasan kenapa saya memilih untuk resign. Tapi sebelum membahas persoalan pokok itu, supaya saya dan pembaca sekalian tidak terjadi beda sudut pandang dalam memahami istilah "prinsip" yang saya maksudkan dalam tulisan ini, alangkah baiknya apabila saya memaparkan terlebih dahulu pengertian istilah "prinsip" itu sendiri.

Dalam catatan yang tersedia di Wikipedia Indonesia, kata "Prinsip" bermakna: "Suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak". Lebih lanjutnya artikel itu menjelaskan bahwasannya "Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu". Kurang lebihnya itulah makna kata yang saya pahami dan pegang ketika memakai istilah prinsip dalam tulisan ini.
Lalu apa prinsip saya dalam bekerja? Bagi saya bekerja adalah upaya perpindahan hak milik seseorang menjadi milik kita. Dengan kata lain, bekerja bagi saya tidak ubahnya dengan upaya jual beli. Kenapa demikian? Karena dalam bekerja, upah yang kita terima pada awalnya adalah hak milik orang lain, yang kemudian upah tersebut dipindah-tangankan hak miliknya kepada kita lantaran pekerjaan yang telah kita lakoni. Dengan pandangan mendasar seperti itulah, di luar persoalan modal dan pengambilan keuntungan, saya menilai usaha "bekerja" tidak bedanya dengan usaha jual beli.

Dengan pandangan dan pemaknaan kerja semacam itu, maka posisi akad (nota kesepakatan) yang dibangun antara pekerja dan pemegang usaha (tempat kita bekerja) serta proses kerja yang kita jalankan selama bekerja di sana adalah menjadi kunci halal atau haramnya upah (hasil) yang kita terima nantinya. Kita akan menjadi orang yang amanah jika selama menjalani pekerjaan senantiasa memegang akad yang telah disepakati, dan akan menjadi sosok pengkhianat jika dalam bekerja tidak berusaha memenuhi akad.

Potret sejarah yang dilalui Rasulullah saat menjalankan kesepakatan dalam "Piagam Madinah" serta "Perjanjian Hudaibiyah" kiranya sudah cukup menjadi tauladan bagi kita untuk senantiasa memegang teguh isi perjanjian dan kesepakatan yang telah dibangun. Apakah pada akhirnya di kemudian hari ternyata perjanjian itu menguntungkan atau merugikan, jangan menjadi alasan untuk taat atau khianat. Sepanjang perjanjian itu dibatalkan atau sampai pada akhir masa berlakunya, kewajiban kita adalah menta'atinya. Dengan keta'atan itulah Allah menjanjikan keberkahan.