Followers

Popular Posts

Search

Ketik kata yg ingin dicari, kemudian tekan enter

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jumat, 09 Oktober 2015

Free Download Kumpulan File Ceramah KH. Zae Nandang

     ,      No comments   

Al-Ustadz KH. Zae Nandang merupakan salah-satu ulama yang aktif berkiprah di Organisasi Islam Persatuan Islam. Dalam perjalanan kiprah dakwahnya, selain mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di pesantren, beliau juga kini tengah diamanahi sebagai ketua pimpinan daerah Kab. Bandung, serta anggota Dewan Hisbah Persatuan Islam.


Dengan gaya ceramah yang selalu bisa menghidupkan suasana lewat banyolan-banyolannya, ustadz Zae Nandang tetap mampu menjaga kualitas materi yang sarat dengan ilmu dan landasan nash yang jelas. Banyolan-banyolan yang sering menggunakan gaya olah logikanya pun tidak sekedar jadi anekdot yang menghibur, tapi mampu menjadi bahan rangsangan bagi para mad'u untuk berfikir.

Photo Al-Ustadz Zae Nandang ketika Tabligh Akbar di Stadion SiJalak Harupat, Kab. Bandung (31/10/2015)
Rekaman ceramah format amr (rekaman hp) yang saya upload di sini kebanyakan diambil ketika beliau mengisi acara kajian Islam di Yayasan Izzul Islam (komplek Bumi Panyileukan).

Tentunya tidak ada niat lain dari upaya membagikan file rekaman ini selain agar terealisasinya seruan Allah untuk kita dalam upaya saling memberi washiyat dalam al-Haq.

Link Download : Download (Via Kumpulbagi.com)
Password link  : kajianislam

Atau di sini
Link Download : Download (Via Google Drive)


Rekaman Video Ceramah KH. Zae Nandang 


Tema : Ar-Rahnu

Kumpulan Rekaman Ceramah Al-Ustadz Ikin Shodikin dalam Format WAV dan MP3

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, akhirnya dengan izin Allah Ta'ala saya bisa juga meng-upload seluruh file rekaman ceramah Al-Ustad KH. Ikin Shodikin (Allahu yarham) yang ada dalam memori komputer saya.

Saya bersemangat untuk membagikan rekaman ceramah Al-Ustadz Ikin (Allahu yarham) ini karena dengan keluasan wawasan, kedalaman kajian, kejelian penelitian, kepekaan pemahaman, serta kelemah-lembutan dalam metode penyampaian beliau, insya Allah akan menambah wawasan keilmuan, mengasah pola pikir dan mempertebal keimanan para pendengarnya.

Dalam link Download yang akan saya berikan ini setidaknya ada 89 file rekaman ceramah al-Ustadz Ikin Shodikin dalam format MP3 maupun WAV. Saudara di link situs ini bisa memilih dari sekian file yang ada, file mana dulu yang mau didownload. Saya berusaha untuk sebisa mungkin tidak mengkomersilkan upaya pengaploadan file ini dan sebisa mungkin menyimpannya dalam situs yang tidak meribetkan. Sementara untuk menjaga keamanan akses, mohon maaf kami sematkan password link.

Semoga rekaman warisan ilmu dari usaha da'wah beliau ini menjadi amal jariyah bagi belilau yang nilai kebaikannya terus mengali. Aamiin!!

Link situs tempat download : DOWNLOAD (via KumpulBagi.com) Password link  : jariyahilmu

Atau Download di sini (via Google Drive)


Jumat, 02 Oktober 2015

Kumpulan Fungsi Keyboard untuk Microsoft Word

          No comments   

FUNGSI TOMBOL PADA KEYBOARD
Ctrl + A : Select All
Ctrl + B : Bold
Ctrl + C : Copy
Ctrl + D : Font
Ctrl + E : Center Alignment
Ctrl + F : Find
Ctrl + G : Go To
Ctrl + H : Replace
Ctrl + I : Italic
Ctrl + J : Justify Alignment
Ctrl + K : Insert Hyperlink
Ctrl + L : Left Alignment
Ctrl + M : Incrase Indent
Ctrl + N : New
Ctrl + O : Open
Ctrl + P : Print
Ctrl + Q : Normal Style
Ctrl + R : Right Alignment
Ctrl + S : Save / Save As
Ctrl + T : Hanging Indent
Ctrl + U : Underline
Ctrl + V : Paste
Ctrl + W : Close
Ctrl + X : Cut
Ctrl + Y : Redo
Ctrl + Z : Undo
Ctrl + 1 : Single Spacing
Ctrl + 2 : Double Spacing
Ctrl + 5 : 1,5 lines
Ctrl + Esc : Start Menu
F1 : Menjalankan fungsi pertolongan yang disediakan pada Word
F2 : Megubah nama suatu file/folder
F3 : Menjalankan perintah AutoText
F4 : Mengulangi perintah sebelumnya
F5 : Menjalankan perintah Find and Replace atau Goto
F6 : Menjalankan Perintah Other Pane
F7 : Memeriksaan kesalahan ketik dan ejaan teks (spelling)
F8 : Awal perintah penyorotan/pemilihan teks atau objek
F9 : Mengupdate Field (Mail Merge)
F10 : Mengaktifkan Menu
F11 : Memasukkan field berikutnya (Mail Merge)
F12 : Mengaktifkan dialog Save As
Esc : Membatalkan dialog / perintah
Enter : Melaksanakan pilihan atau mengakhiri suatu paragraf
Tab : Memindahkan teks sesuai dengan tanda tab yang ada pada ruler horizontal
Windows : Mengktifkan Menu Start
Shortcut : Mengaktifkan shortcut pada posisi kursor
Delete : Menghapus 1 karakter di sebelah kanan kursor
Backspace : Menghapus 1 karakter di sebelah kiri kursor
Insert : Menyisip karakter di posisi kursor
Home : Memindahkan posisi kursor ke awal baris
End : Memindahkan posisi kursor ke akhir baris
Page Up : Menggulung layar ke atas
Page Down : Menggulung layar ke bawah
Up : Memindahkan kursor 1 baris ke atas
Down : Memindahkan kursor 1 baris ke bawah
Left : Memindahkan kursor 1 karakter ke kiri
Right : Memindahkan kursor 1 karakter ke kanan
Num Lock On : Fungsi pengetikan angka-angka dan operator matematik aktif
Num Lock Off : Fungsi tombol navigasi aktif
Shift + F10 : Membuka menu pintas, sama seperti mengklik kanan
Alt : Penekanan tombol yang tidak dikombinasikan dengan tombol lain hanya
berfungsi untuk mengaktifkan atau memulai penggunaan menu bar
Shift + Delete : Menghapus item yang dipilih secara permanen tanpa menempatkan item
dalam Recycle Bin
Ctrl + Right Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal kata berikutnya
Ctrl + Left Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal kata sebelumnya
Ctrl + Down Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal paragraf berikutnya
Ctrl + Up Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal paragraf sebelumnya
Alt + F4 : Menutup item aktif, atau keluar dari program aktif
Alt + Enter : Menampilkan properti dari objek yang dipilih
Alt + Spacebar : Buka menu shortcut untuk jendela aktif
Ctrl + F4 : Close dokumen aktif dalam program-program yang memungkinkan Anda
untuk memiliki beberapa dokumen yang terbuka secara bersamaan
Alt + Tab : Switch antara item yang terbuka
Alt + Esc : Cycle melalui item dalam urutan yang telah dibuka
Ctrl + Shift + Tab : Bergerak mundur melalui tab
Shift + Tab : Bergerak mundur melalui pilihan
Versi 2 :
• CTRL + C (Copy)
• CTRL+X (Cut) CTRL + X (Cut)
• CTRL+V (Paste) CTRL + V (Paste)
• CTRL+Z (Undo) CTRL + Z (Undo)
• DELETE (Hapus)
• SHIFT+DELETE (Menghapus item yang dipilih secara permanen tanpa menempatkan item dalam Recycle Bin)
• CTRL sambil menyeret (men-drag) sebuah item (Menyalin item yang dipilih)
• CTRL + SHIFT sambil menyeret item (Buat cara pintas ke item yang dipilih)
• Tombol F2 (Ubah nama item yang dipilih)
• CTRL + RIGHT ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal kata berikutnya)
• CTRL + LEFT ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal kata sebelumnya)
• CTRL + DOWN ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal paragraf berikutnya)
• CTRL + UP ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal paragraf sebelumnya)
• CTRL + SHIFT dengan salah satu ARROW KEY (Sorot blok teks)
• SHIFT dengan salah satu ARROW KEY (Pilih lebih dari satu item dalam sebuah jendela atau pada desktop, atau pilih teks dalam dokumen)
• CTRL + A (Pilih semua)
• Tombol F3 (Mencari sebuah file atau folder)
• ALT + ENTER (Melihat properti untuk item yang dipilih)
• ALT + F4 (Menutup item aktif, atau keluar dari program aktif)
• ALT + ENTER (Menampilkan properti dari objek yang dipilih)
• ALT + SPACEBAR (Buka menu shortcut untuk jendela aktif)
• CTRL + F4 (Menutup dokumen aktif dalam program-program yang memungkinkan Anda untuk memiliki beberapa dokumen yang terbuka secara bersamaan)
• ALT + TAB (Beralih antara item yang terbuka)
• ALT + ESC (Cycle melalui item dalam urutan yang telah dibuka)
• Tombol F6 (Siklus melalui elemen-elemen layar dalam jendela atau pada desktop)
• Tombol F4 (Menampilkan Address bar list di My Computer atau Windows Explorer)
• SHIFT + F10 (Menampilkan menu shortcut untuk item yang dipilih)
• ALT + SPACEBAR (Tampilan menu Sistem untuk jendela aktif)
• CTRL + ESC (Menampilkan menu Start)
• ALT + huruf digarisbawahi dalam nama menu (Menampilkan menu yang sesuai)
• Surat digarisbawahi dalam nama perintah pada menu yang terbuka (Lakukan perintah yang sesuai)
• Tombol F10 (Aktifkan menu bar dalam program aktif)
• ARROW (Buka menu berikutnya ke kanan, atau membuka submenu)
• LEFT ARROW (Buka menu sebelah kiri, atau menutup submenu)
• Tombol F5 (Memperbarui jendela aktif atau merefresh)
• BACKSPACE (Melihat folder satu level ke atas di My Computer atau Windows Explorer)
• ESC (Membatalkan tugas sekarang)
• SHIFT ketika Anda memasukkan CD-ROM ke dalam CD-ROM (Mencegah CD-ROM secara otomatis bermain/autoplay)
Keyboard Shortcuts Dialog Box
• CTRL + TAB (Move forward melalui tab)
• CTRL + SHIFT + TAB (Bergerak mundur melalui tab)
• TAB (Move forward melalui pilihan)
• SHIFT + TAB (Bergerak mundur melalui pilihan)
• ALT + huruf yang digarisbawahi (Lakukan perintah yang sesuai atau pilih opsi yang sesuai)
• ENTER (Lakukan perintah untuk opsi atau tombol aktif)
• SPACEBAR (Pilih atau menghapus kotak centang jika pilihan yang aktif adalah check box)
• Arrow tombols Panah (Pilih sebuah tombol jika pilihan aktif adalah group tombol pilihan)
• Tombol F1 (Menampilkan Help)
• Tombol F4 (Menampilkan item dalam daftar aktif)
• BACKSPACE (Membuka folder satu tingkat ke atas jika folder dipilih dalam Simpan Sebagai atau Buka kotak dialog)
Microsoft Natural Tombolboard Shortcuts Microsoft Natural Tombolboard Shortcuts
• Windows Logo (Menampilkan atau menyembunyikan menu Start)
• Logo Windows + BREAK (Menampilkan System Properties dialog box)
• Logo Windows + D (Menampilkan the desktop)
• Logo Windows + M (Meminimalkan semua jendela)
• Logo Windows + SHIFT + M (Memulihkan jendela yang diminimalkan)
• Logo Windows + E (Membuka My Computer)
• Logo Windows + F (Mencari for a file atau folder)
• CTRL + Windows Logo + F (Mencari for komputer)
• Logo Windows + F1 (Menampilkan Windows Help)
• Logo Windows + L (Mengunci keyboard)
• Logo Windows + R (Membuka kotak dialog Run)
• Logo Windows + U (Membuka Utility Manager)
Accessibility Tombol board Shortcuts
• Right SHIFT selama delapan detik (Beralih FilterTombols on atau off)
• LEFT ALT + LEFT SHIFT + PRINT SCREEN (Beralih High Contrast on atau off)
• LEFT ALT + LEFT SHIFT + NUM LOCK (Mengaktifkan MouseTombols on atau off)
• SHIFT lima kali (Mengaktifkan StickyTombols on atau off)
• NUM LOCK selama lima detik (Mengaktifkan ToggleTombols on atau off)
• Logo Windows + U (Membuka Utility Manager)
Windows Explorer Tombolboard Shortcuts
• END (Menampilkan bagian bawah jendela aktif)
• HOME (Menampilkan bagian atas jendela aktif)
• NUM LOCK + Asterisk sign (*) (Tampilkan semua subfolder yang berada di bawah folder yang dipilih)
• NUM LOCK + Plus sign (+) (Menampilkan isi dari folder yang dipilih)
• NUM LOCK + Minus sign (-) (Collapse folder yang dipilih)
• LEFT ARROW (Collapse pilihan saat ini jika diperluas, atau pilih folder utama)
• RIGHT ARROW (Menampilkan pilihan saat ini, atau pilih subfolder pertama)
Shortcut Tombols for Character Map Tombol pintas untuk Peta Karakter
• Setelah Anda klik dua kali pada grid karakter karakter, Anda dapat bergerak melalui grid dengan menggunakan cara pintas tombolboard:
• RIGHT ARROW (Pindah ke kanan atau ke awal baris berikutnya)
• LEFT ARROW (Pindah ke kiri atau ke akhir baris sebelumnya)
• UP ARROW (Pindah ke atas satu baris)
• DOWN ARROW (Pindah ke bawah satu baris)
• PAGE UP (Pindah ke atas satu layar pada satu waktu)
• DOWN (Pindah ke bawah satu layar pada satu waktu)
• HOME (Pindah ke awal baris)
• END (Pindah ke akhir baris)
• CTRL + HOME (Pindah ke karakter pertama)
• CTRL + END (Pindah ke karakter terakhir)
• SPACEBAR (Beralih antara yang lebih besar dan Normal ketika seorang karakter yang dipilih)
Microsoft Management Console (MMC) Main Window Tombol board Shortcuts
• CTRL + O (Open yang disimpan konsol)
• CTRL + N (Buka konsol baru)
• CTRL + S (Save the open console)
• CTRL + M (Menambah atau menghapus item konsol)
• CTRL + W (Buka jendela baru)
• F5 tombol (Update konten dari semua jendela konsol)
• ALT + SPACEBAR (Menampilkan menu jendela MMC)
• ALT + F4 (Close the console)
• ALT + A (Menampilkan the Action menu)
• ALT + V (Menampilkan the View menu)
• ALT + F (Menampilkan the File menu)
• ALT + O (Menampilkan the Favorites menu)
Konsol MMC Window Tombolboard Shortcuts
• CTRL + P (Mencetak halaman aktif atau aktif pane)
• ALT + tanda Minus (-) (Menampilkan menu jendela jendela konsol yang aktif)
• SHIFT + F10 (Menampilkan the Action menu shortcut untuk item yang dipilih)
• Tombol F1 (Membuka topik Bantuan, jika ada, untuk item yang dipilih)
• Tombol F5 (Update konten dari semua jendela konsol)
• CTRL + F10 (Memaksimalkan jendela konsol yang aktif)
• CTRL + F5 (Memulihkan jendela konsol yang aktif)
• ALT + ENTER (Menampilkan kotak dialog Properties, jika ada, untuk item yang dipilih)
• Tombol F2 (Ubah nama item yang dipilih)
• CTRL + F4 (Close jendela konsol yang aktif. Ketika sebuah konsol hanya memiliki satu jendela konsol, jalan pintas ini akan menutup konsol)
Remote Desktop Connection Navigation
• CTRL+ALT+END (Open the m*cro$oft Windows NT Security dialog box
• ALT + PAGE UP (Beralih antara program dari kiri ke kanan)
• ALT + PAGE DOWN (Beralih antara program dari kanan ke kiri)
• ALT + INSERT (Cycle melalui program-program yang terakhir digunakan)
• ALT + HOME (Menampilkan menu Start)
• CTRL + ALT + BREAK (Beralih komputer klien antara jendela dan layar penuh)
• ALT+DELETE (Menampilkan the Windows menu) ALT + DELETE (Menampilkan the Windows menu)
• CTRL + ALT + Minus sign (-) (Membuat snapshot dari jendela aktif klien pada clipboard server Terminal dan menyediakan fungsi yang sama dengan menekan PRINT SCREEN pada komputer lokal.)
• CTRL + ALT + Plus sign (+) (Membuat snapshot dari seluruh area jendela klien pada clipboard server Terminal dan menyediakan fungsi yang sama dengan menekan ALT + PRINT SCREEN pada komputer lokal.)
Internet Explorer navigation Internet Explorer navigasi
• CTRL + B (Membuka kotak dialog Atur Favorit)
• CTRL + E (Open the Mencari bar)
• CTRL + F (Start the Find utility)
• CTRL + H (Open the History bar)
• CTRL + I (Open the Favorites bar)
• CTRL + L (Buka kotak dialog Open)
• CTRL + N (Start contoh lain dari browser dengan alamat Web yang sama)
• CTRL + O (Membuka kotak dialog Buka, sama seperti CTRL + L)
• CTRL + P (Membuka kotak dialog Print)
• CTRL + R (Memperbarui halaman Web ini)
• CTRL + W (Close jendela aktif)
•PRIN SCRN + printer aktif (Mencetak snapshot/ jendela keseluruhan)
•ALT + PRINT SCRN + PINTER AKTIF ( Mencetak Windows Aktif)
•SHIFT + F3 (1x) (Huruf depan Kapital)
•SHIFT + F3 (2x) (Semua Huruf kapital/besar)
•SHIFT + F3 (3x) (Semua huruf kecil)

Manusia Makhluq Surga

     No comments   

Meski lahir dan dibesarkan di dunia, pada hakikatnya Manusia adalah makhluq surga. Dunia bagi manusia bukanlah rumahnya. Ia hanyalah lahan pengembaraan yang suatu saat akan ditinggalkan.

Dunia adalah tempat ia diuji untuk mencurahkan potensi yang dimiliki dalam memimpin laju pergerakan kehidupan. Kekhalifahan telah dibebankan pada pundaknya. Akal fikiran, rasa kepekaan, naluri dan hasrat keinginan telah menjadi modal untuk ia rangkai menjadi alat kekuasaan. Sarana dan prasarana kehidupan di dunia ini telah Allah serahkan sepenuhnya untuk ia kelola sebaik-baiknya.

Untuk menjalankan beban tugasnya sebagai pemimpin dunia, Allah SWT. mengadugerahkan kemuliaan melebihi apa yang diberikan kepada makhluq lainnya. Dalam hal ini, secara tegas Allah Ta'ala berfirman: "Wa laqad karramnaa banii aadama wa hamalnaahum fiel-barri wal-bahri wa razaqnaahum minath-thayyibaati wa fadh-dhalnaahum 'alaa katsierin mim-man khalaqnaa tafdhielaa" Sungguh Kami telah muliakan anak-cucu Adam, telah Kami angkut mereka di darat dan di laut, mereka telah Kami beri rizki yang baik-baik, serta Kami unggulkan mereka di atas makhluq-makhluq Kami yang lain dengan kelebihan yang sempurna. (Qur'an surah Al-Israa: 70)

Informasi dalam ayat tersebut mengandung isyarat besar. Anugerah kemampuan untuk bisa mengarungi daratan dan lautan, kemampuan memproses beragam makanan yang berkualitas thayyib, adalah kemampuan yg bisa manusia pergunakan selama menjalankan roda kepemimpinan di duni. Anugerah kemampuan berkreasi itu menghantarkan peradaban manusia di atas kualitas makhluq-makhluq Allah yang lainnya.

Namun pada ayat ke 72nya Allah Ta'ala kemudian mengingatkan "wa man kaana fie haadzihi a'maa, fahuwa fil-aakhirati a'maa wa adhallu sabielaa" Barang siapa di dunia ini buta (dari petunjuk Allah) maka dia kelak di akhirat pun akan buta dan dalam kesesatan yang jauh...

Pada suatu saat yang telah ditentukan, ia akan pulang, kembali ke tempat asal. Kembali ke tempat dimana leluhur nasabnya dulu berdiam. Dan masa menjalani ujian dari kemampuan kepemimpinannya di dunia akan menjadi tolok-ukur kondisi keberadaannya nanti di tempat kembali. Sengsara atau bahagia di tempat pulangnya adalah bergantung pada sukses tidaknya ia menjalankan ujian amanah kepemimpinannya.

Semoga kita termasuk pada kelompok manusia yg tiadak buta akan petunjuk, ayat-ayat, serta penjelasan Allah Subhaanahu wa Ta'ala.

Wallahu A'lam...

Ibadah Jum'at

          No comments   

Bersyukur kita kepada Allah SWT. Yang telah mengundang kita penuh hormat untuk datang menghadiri majlis jum'at ini. Tentunya, ada tujuan serta maksud agung hingga Ia menyeru kita, para lelaki, pemimpin keluarga untuk menghadiri acara ini, untuk tertib dan penuh keseriusan saat menjalankannya.

Di majlis jum'at ini, kita selaku pemimpin keluarga punya kesempatan besar untuk membangun pondasi keimanan, menyusun pilar strategi dan taktik kepemimpinan, hingga diharapkan mampu mewujudkan keharmonisan hidup berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.

Alangkah sayangnya bila kesempatan yang mulia ini kita lalui penuh sia-sia. Alangkah ruginya bila ungdangan penghormatan ini kita isi dengan sikap bercanda, acuh, atau malah dengan tiduran.

Maka dari itu, mari kita persiapkan diri kita dalam mengisi ibadah jum'at ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita simak penuh khidmat apa yang hendak disampaikan oleh orang yg telah kita angkat sebagai khatib jum'at.

Dengan penuh kesadaran akan guna dan tujuan mulia dari berkumpulnya kita di waktu dan tempat yang sama ini, mari kita perkuat keimanan, perbaharui semangat keta'atan, kita pertebal rasa sadar akan pentingnya persaudaraan.

Semoga dari jumat yang satu, ke jumat yang lainnya, dengan penuh kekhusuan ini kita bisa meningkatkan kualitas amal, kualitas pemikiran, serta kualitas keimanan, hingga mewujud jadi pribadi muslim yang hakiki.

Wallahu A'lam...!!

Senin, 01 September 2014

Kehawatiran

     No comments   
Senin 13 januari 2014

Saya takut terlena oleh lajunya waktu. Di sini, di kampung ini, tempat aku dulu dilahirkan dan dibesarkan, kini di usia dewasaku aku kembali di sini. Aku kembali untuk belajar hidup di kampung sendiri. Namun entah mengapa rasa takut terlena di dalamnya secara tiba-tiba hinggap dalam pikiranku malam ini. Aku di sini merasakan takut menjadi manusia yang kurang berguna. Aku takut menghabiskan masa usia dengan tumbuh menua dengan tiada artinya. Seminggu sudah aku kembali hidup di sini, tanpa ada aktivitas yang berarti.

Meski pun kampung ini masih sekitar Bandung, namun kondisinya sudah jauh berbeda dengan Bandung kota. Di sini, malam begitu sunyi, senyap

Malam

          No comments   
sumber photo: flexmedia
Dari balik selendang malam 
cuaca dingin dengan tenang datang 
menyelinap, melabur tiap sendi dalam diri 
Menyapa rasa asa yang sempat diam kelam, 
beku membatu bangun melintas lemas ... 

Duhai malam.... 
Pena tadi hari telah habis kau kikis 
Kini..... 
Peluklah daku dalam nyenyakmu 
dan untuk pagi yang kunanti 
Sempatkan aku jemput hari kembali

Untukmu... Sepedahku

          No comments   
photo diambil saat menembus batas ruang tinggi
dari Rancakole ke Cibeureum Pangalengan, Kab. Bandung (19-02-2014)
Dina welasan taun, anjeun geus jadi batur kuring nu pang satiana. 
Peuting nu sepi jempling, poek mongkleng tur tiis nu matak tiris, kitu deui wanci beurang tengah poe nu panas mentrang, taya carita dina diri anjeun pikeun baha kana pangajak kula. 
Anapon mangsana hujan turun, can kabejakeun jadi alesan piken anjeun embung nganteurkeun. 
Mang pirang-pirang tujuan nu ku kuring dipiharep geus anjeun tedunan nepi ka kalakonan. 
Loba carita nu baheula geus jadi lalakon hirup urang duaan. 
Kasedih tur kapeurih, kasenang jeung kabagjaan, estu kasaksian jeung karandapan ku anjeun jeung urang. 
Sanajan awak hidep geus rempo, taya ajen sakur nu nempo, pikeun kula mah anjeun gede pisan jasana.
Hampura kuring can bisa mapaesan rasa tumarima ieu kukahadean nusatara. 
 Kahatur ka #SiMeongCongkok sapedah kolot

Rabu, 08 Januari 2014

RESIGN: Antara Prinsip, Akad, dan Mekanisme Kerja (2)

     ,      No comments   
Kali ini saya akan membahas mengenai prinsip kerja yang saya pegang, hingga (mudah-mudahan dengan dipaparkannya persoalan ini bisa difahami) alasan kenapa saya memilih untuk resign. Tapi sebelum membahas persoalan pokok itu, supaya saya dan pembaca sekalian tidak terjadi beda sudut pandang dalam memahami istilah "prinsip" yang saya maksudkan dalam tulisan ini, alangkah baiknya apabila saya memaparkan terlebih dahulu pengertian istilah "prinsip" itu sendiri.

Dalam catatan yang tersedia di Wikipedia Indonesia, kata "Prinsip" bermakna: "Suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak". Lebih lanjutnya artikel itu menjelaskan bahwasannya "Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu". Kurang lebihnya itulah makna kata yang saya pahami dan pegang ketika memakai istilah prinsip dalam tulisan ini.
Lalu apa prinsip saya dalam bekerja? Bagi saya bekerja adalah upaya perpindahan hak milik seseorang menjadi milik kita. Dengan kata lain, bekerja bagi saya tidak ubahnya dengan upaya jual beli. Kenapa demikian? Karena dalam bekerja, upah yang kita terima pada awalnya adalah hak milik orang lain, yang kemudian upah tersebut dipindah-tangankan hak miliknya kepada kita lantaran pekerjaan yang telah kita lakoni. Dengan pandangan mendasar seperti itulah, di luar persoalan modal dan pengambilan keuntungan, saya menilai usaha "bekerja" tidak bedanya dengan usaha jual beli.

Dengan pandangan dan pemaknaan kerja semacam itu, maka posisi akad (nota kesepakatan) yang dibangun antara pekerja dan pemegang usaha (tempat kita bekerja) serta proses kerja yang kita jalankan selama bekerja di sana adalah menjadi kunci halal atau haramnya upah (hasil) yang kita terima nantinya. Kita akan menjadi orang yang amanah jika selama menjalani pekerjaan senantiasa memegang akad yang telah disepakati, dan akan menjadi sosok pengkhianat jika dalam bekerja tidak berusaha memenuhi akad.

Potret sejarah yang dilalui Rasulullah saat menjalankan kesepakatan dalam "Piagam Madinah" serta "Perjanjian Hudaibiyah" kiranya sudah cukup menjadi tauladan bagi kita untuk senantiasa memegang teguh isi perjanjian dan kesepakatan yang telah dibangun. Apakah pada akhirnya di kemudian hari ternyata perjanjian itu menguntungkan atau merugikan, jangan menjadi alasan untuk taat atau khianat. Sepanjang perjanjian itu dibatalkan atau sampai pada akhir masa berlakunya, kewajiban kita adalah menta'atinya. Dengan keta'atan itulah Allah menjanjikan keberkahan.

Rabu, 01 Januari 2014

RESIGN: Antara Prinsip, Akad, dan Mekanisme Kerja (1)

     No comments   
Sore tadi (Selasa, 31 Desember 2013) saya resmi mengundurkan diri dari perusahaan brownies kukus Mu2FiN. Di sana saya bisa bertahan sampai satu setengah tahun. Al-Hamdu lillah


Pengunduran diri saya bukan lantaran dilandasi persoalan materi, bukan juga masalah jenis pekerjaannya. Bagi saya pribadi, selama bekerja di pabrik brownies kukus "Mu2Fin", hal itu tidak ada yang patut untuk dipersoalkan. Semuanya damai, cukup dan wajar. Yang jadi ganjalan hingga saya memutuskan untuk resign (mengundurkan diri) adalah persoalan yang menyangkut prinsip saya pribadi dalam menjalankan akad yang sebelumnya telah dibangun antara saya dan atasan, serta persoalan implementasinya dalam mekanisme kerja yang diterapkannya selama saya bekerja di sana.

Bagi sebagian (atau bisa jadi kebanyakan) orang, boleh jadi persoalan demikian bukanlah persoalan berarti, apalagi bila sampai harus mengundurkan diri. Tapi bagi saya justru persoalan-persoalan ini lebih besar nilainya melebihi besarnya persoalan-persoalan materi. 

Semasa saya berusaha menyelesaikan sekolah Mu'allimin (Jenjang sekolah setingkat SMA di Pesantren Persatuan Islam) tahun 2002-2005, saya menjalani sekolah dengan sambil bekerja untuk bisa membiayainya. Jam kerjanya sendiri adalah seluruh waktu selama di luar jam sekolah saya. Maklum, pekerjaan saya waktu itu adalah menjadi satpam di rumah salah seorang teman saya. Dan anda tau berapa upah saya? Upah saya waktu itu hanya jaminan biaya sekolah (biaya SPP bulanan Rp 15.000/bln, ongkos sekolah 3000/hari, dan jaminan peralatan sekolah), serta jaminan makan sehari-hari. Saya lalui kerja itu sampai dua tahun, dan enam bulan berikutnya (karena sekolah sudah beres) saya mendapat upah 250 ribu/bulan. Tidak pernah sedikit pun saya mengeluh atau merasa keberatan. Sebab apa yag berlangsung selama itu adalah sesuai benar dengan apa yang telah disepakati bersama, antara saya dan atasan dalam akad awal kerja. Jadi secara selintas saja, dengan melihat latar belakang saya seperti itu, anda seharusnya bisa mendapatkan gambaran bagaimana sikap saya dalam memaknai posisi materi di persoalan kerja ini.
(Berseri....)

Senin, 21 Oktober 2013

Keajaiban Daya Kerja Otak Manusia

     ,      No comments   
Seperti yang sering saya katakan dalam postingan-postingan terdahulu, kebiasaan saya dalam mengisi waktu ketika tidak terganggu dengan komunikasi bersama orang lain adalah mengisinya dengan berfikir mengenai hal-hal yang terlintas dalam pikiran dan patut untuk difikirkan lebih jauh. Dalam menjalani kebiasaan itu fikiran serta perasaan saya biasanya meracau saling bersautan. Seakan-akan mereka menjadi beberapa individu yang sedang melakukan dialog interaktif, berdebat, dan berdiskusi. Perasaan dan pikiran saya seakan tengah duduk dalam sebuah forum adu ketajaman analisa dalam mencermati sebuah persoalan. Hal itu akan berlangsung lebih segar lagi apabila saya tengah mandi di kamar mandi. Dan hal itu bukanlah kegiatan yang diagendakan. Semua berjalan begitu repleks, spontan, mengalir dengan sendirinya. Dan saya sendiri tidak tahu apakah hal itu bisa terjadi karena memang sudah menjadi kebiasaan saya semenjak kecil, atau karena memang itu adalah fitrah dasar manusia yang tentunya terjadi pada semua manusia.

Sebetulnya memikirkan tema tentang daya kerja otak manusia ini saya lakukan beberapa bulan yang lalu, bahkan bisa sampai satu tahun yang lalu. Sebagai patokannya, karena hal ini saya pikirkan ketika awal mula saya mulai mengamati kebiasaan yang tejadi di jalan raya, ketika saya mulai banyak menggunakan jalan raya sendirian dengan bersepeda saat pulang pergi ke tempat kerja. Dan pekerjaan itu saya awali di tahun 2012, tepatnya bulan mei awal. Namun tema ini baru bisa saya tuliskan sekarang karena sempat terlupakan dan baru teringat kembali setelah tadi siang saya berbincang dengan seorang teman kerja dan tak sengaja perbincangan tersebut menyinggung kembali tema pemikiran yang sudah lama saya pikirkan itu.

Pengamatan saya tertuju kepada kebiasaan orang-orang ketika mengendarai kendaraannya. Ketakjuban tejadi ketika pengamatan itu saya bandingkan dengan analisa matematika. Dalam ilmu matematika, untuk menghitung kecepatan rata-rata, serta luas sebuah ruangan, tentu membutuhkan rumus yang lumayan rumit dan apabila kita disuguhi soal tentang itu untuk megisinya mmbutuhkan waktu bermenit-menit. Namun apa yang terjadi ketika kita mengendarai kendaraan di jalan raya, yang di sana banyak kendaraan lain, dan kita dituntut untuk cermat mengambil keputusan apakah akan selamat apabila menyiap kendaraan lain di depan kita, atau tidak. Biasanya keputusan itu, apa lagi apabila dalam keadaan sedang ngebut,  bisa kita putuskan dala hitungan detik. Padahal, seperti saya katakan tadi, apabila keputuskan itu harus memakai kerangka berfikir rumus matematika tentu tidak bisa secepat itu.

Dari kondisi semacam itu saya bisa memastikan bahwa pada dasarnya, daya kerja otak kita untuk berfikir dan mencerna suatu persoalan itu sangat cepat kerjanya. Kita bisa memahami sebuah persoalan, kita bisa menganalisa sebuah kasus, serta kita bisa membuat kesimpulan yang tepat itu, bisa dalam waktu hitungan detik saja. Contoh kasusnya seperti tadi. Untuk menghitung jarak antara satu kendaraan dengan kendaraan lain hingga kita bisa memutuskan bahwa kendaraan yang kita bawa itu akan masuk ke sela-sela jarak yang ada, tentu harus pula kita mengukur besar kendaraan kita. Namun dengan kecermatan mata kita dalam melihat, serta kecepatan daya analisa otak kita, hal itu bisa kita kalkulasikan hingga menjadi sebuah kesimpulan yang bisa diambil dalam waktu singkat. Sebuah daya kerja yang sebetulnya belum bisa ditandingi oleh kemajuan teknologi apa pun.

Kesulitan yang kita hadapi selama ini saat mencerna pelajaran, saat mencari solusi, saat menghafal suatu hafalan, bukan disebabkan oleh rendahnya daya kerja otak kita. Tapi lebih dilantarankan oleh faktor kebiasaan kita dalam menggunakan otak kita sendiri, serta perasaan pesimistis yang mempengaruhi faktor kita dalam menperlakukannya.

Lalu apa gunanya langkah menyadarkan diri kita bahwa sebetulnya kita memiliki potensi brilian dalam daya kerja otak kita? Tentu hal ini akan merubah mineset kita dalam menyikapi diri sendiri dan orang lain. Bagi diri sendiri tentu hal ini akan lebih menumbuhkan rasa optimisme diri bahwa kita dengan potensi itu sebetulnya memiliki peluang besar untuk meningkatkan kualitas daya nalar dan daya intelektual. Sementara penyikapan terhadap orang lain, akan tumbuhnya rasa perlakuan hormat, sebab mereka pada hakikatnya memiliki potensi yang sama seperti kita.

Kita yang selama ini tenggelam dalam perasaan rendah diri, yang larut dalam perasaan pesimisme diri sendiri, sudah saatnya untuk sadar akan potensi yang sesungguhnya dimiliki. Kita bisa bangkit lebih kuat, kita bisa tumbuh lebih besar, dari kondisi sebelumnya. Dengan kita menyadari akan potensi yang kita miliki.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Memilih Hijrah ke Pesantren Cibegol

Di pertengahan tahun 2002 perjalanan sekolah saya di Pesantren Persatuan Islam 84 Ciganitri harus mulai saya akhiri. Selain konsentrasi belajar yang sudah semakin kacau balau, kondisi ekonomi yang saya hadapi pun memang sudah tidak memungkinkan lagi. Dari sejak tsanawiyyah orang tua memang sudah tidak sanggup lagi membiayai pendidikan saya untuk sekolah di Pesantren Persis Ciganitri. Itulah mengapa baru menginjak kelas 2 saja saya awalnya harus berhenti sekolah. Namun waktu itu al-Ustadz UA. Saefuddin, yang kebetulan jadi nadhir asrama, dengan sigap mencarikan solusi agar saya tetap bisa bertahan di sana. Berkat bantuan kerja keras beliau lah saya pada akhirnya mendapatkan dana bantuan dari jama'ah pengajian beliau di PLN Bandung, hingga saya bisa menyelesaikan pendidikan jenjang tsanawiyyah di Ciganitri. Beres tsnawiyyah saya melanjutkan ke tingkat Mu'allimin di pesantren  yang sama. Saya tidak punya harapan atau pun bayangan lain selain menyelesaikan sekolah tingkat menengah atas di sana. Namun taqdir berkata lain. Baru satu semester saya menikmati bangku Mu'allimien Ciganitri, dana bantuan berhenti. Saya harus mencari celah lain untuk bisa bertahan sampai kenaikan kelas tiba.

Seperti dikatakan di awal, saya tidak punya bayangan sedikit pun untuk bisa melanjutkan ke sekolah lain. Kondisi ekonomi orang tua yang sudah angkat tangan dari semenjak tsanawiyyah membuat pikiran saya mentok bila harus memikirkan kemana saya harus melanjutkan sekolah. Apa lagi bila nyatanya al-Ustadz UA Saefuddin yang dulu siap membantu saya pun kini mengalami hal serupa. Beban berat bagi saya untuk menghadapi kondisi semacam ini.

Tidak ada orang yang bisa saya ajak sharing waktu itu selain teman dekat. Meski kakak saya masih di Ciganitri, karena melanjutkan kuliahnya di STAIPI, rasanya tidak mungkin untuk membagi beban berat ini dengannya. Melihat beban hidup dia waktu itu yang lebih berat dari saya, tidak mungkin apabila harus ditambah lagi dengan memikirkan beban saya. Maka hanya kepada teman lah pilihan satu-satunya buat saya curahkan beban ini. Teman yang sangat dekat kala itu adalah Angga Hidayat (Hidayat apa Hidayatullah ya, saya lupa lagi nama kepanjangannya..hehe). Di Ciganitri Angga juga memiliki kakak yang sekolahnya hanya beda dua tingkat dengan kami. Angga beserta kaka perempuannya merupakan santri pindahan dari Cibegol, dan masuk ke Ciganitri kelas 1 Mu'allimien.

Pada akhirnya Angga mengajak main ke rumahnya di Soreang. Harapannya semoga saja dengan diobrolkannya beban saya ke orang tuanya bisa ditemukan solusi yang terbaik. Berangkat lah saya mengunjungi keluarganya. Singkat cerita, hasil dari obrolan yang cukup panjang bersama kedua orang tuanya itu, sekolah saya bisa dibantu oleh mereka, dengan syarat saya harus bekerja di rumahnya. Dan syarat lainnya adalah saya harus pindah sekolah ke Pesantren Persatuan Islam no 34 Cibegol. Pertimbangannya sendiri, selain biaya sekolah di Cibegol lebih murah, letak sekolahnya yang lebih dekat dari Soreang Kota akan lebih memungkinkan saya untuk sekolah sambil kerja.


Cibegol...!! Saya tidak punya bayangan bisa sekolah di sana, terlintas dalam pikiran pun sama sekali tidak pernah. Mitos yang beredar di dunia pesantren Persis, minimalnya yang tertanam dalam benak saya kala itu, Cibegol adalah sekolah ketat dengan mutu pendidikan yang tinggi. Hanya orang-orang cerdas yang bisa sekolah di sana. Saya banyak mendengar hal itu dari obrolan bersama banyak alumni Cibegol yang pindah ke Ciganitri. Dengan mempertimbangkan kapasitas kemampuan diri saya sendiri, maka suguhan pilihan untuk pindah ke Cibegol kala itu adalah pilihan berat. Sekolah selama empat tahun di Ciganitri, dengan jumlah santri yang tidak pernah lebih dari 30 orang saja,  saya tidak termasuk santri yang berprestasi, gimana nantinya jika di Cibegol coba? Namun apa boleh buat, pada akhirnya memang hanya pilihan itu yang bisa saya ambil untuk menyelamatkan dunia sekolah saya. Meski pada awalnya berat apabila harus berpisah dengan kawan-kawan yang sudah empat tahun hidup bersama, harus pisah juga dengan kekasih hati yang baru beberapa bulan menjalin hubungan, saya harus bisa membulatkan tekat memilih untuk hijrah dengan meninggalkan semua kenangan lama dan beradaptasi dengan lingkungan baru.  

Sabtu, 28 September 2013

Saya Ingin Sekolah (Pase Kesatu)

          No comments   
Ketika mulai belajar bicara, untuk menyebutkannya saja saya sendiri tidak bisa. Nama saya ribet, sulit,dan mungkin juga berat untuk hanya sekedar dilafalkan lidah. Setidaknya begitulah yang saya alami ketika disuruh untuk menyebutkannya pertama kali. Yang bisa diikuti hanya mengulang-ulang kata depannya saja. "Pu...Pung... Pu..Pung.. Pupung.!" hanya kata itu yang bisa saya lantunkan ketika dituntun untuk menyebutkan "Purnawarman". Dan kata Pupung nyatanya lebih populer jadi panggilan saya ketimbang nama Purnawarman. Dari mulai Ua, Emang, Bibi, sepupu, para tetangga, teman-teman sekolah, hingga para guru saya, lebih mengenal saya dengan nama Pupung. Apabila anda menanyakan saya di kampung saya dengan nama Purnawarman, kecil kemungkinan bagi anda untuk menemukan saya. 

Ilustrasi
Saya sendiri sebetulnya tidak familiar dengan nama itu. Pernah suatu hari, pas pertama kali saya masuk sekolah dasar, saya diabsen oleh guru (kalau tidak salah bu Ida namanya) tapi saya tidak ngacung-ngacung. Teman-teman yang lain pun malah saling lirik antar satu dengan lainnya penuh kebingungan. Hingga sempat beberapa kali diteriakkan, baru ngeuh saya mendengarnya kalau ternyata panggilan itu ditujukan ke saya, itu nama saya. Setelah mengacungkan jari telunjuk ke arah langit setinggi-tingginya, teman-teman saya bersorak soray kegirangan. Mereka semua ricuh berteriak cengengesan, "Itu mah si Pupung Bu Guru, bukan Purnawarman" begitu teriak mereka. Memang saya sering kali asing juga dengan nama sendiri, terutama disebabkan jarangnya nama itu saya pakai di kehidupan sehari-hari.

Meski demikian, apa boleh buat, nama saya yang asli pemberian dari orang tua adalah Purnawarman. Hanya Purnawarman. Tidak ada nama depan atau belakanya. Dan lewat nama itu lah saya pertama kali bisa menulis dan membaca huruf latin. Ibu saya mengajarkan cara menulis dan membaca ketika saya berumur empat tahun, ketika saya merengek tiap hari ingin sekolah seperti kakak saya.

Saya dan kakak, berikut kedua saudara sepupu saya (anaknya Ua), dihitan berbarengan. Jika kedua sepupu saya hitanannya dirayakan dengan acara meriah, karena mereka termasuk keluarga cukup berada, maka saya beserta kakak hanya cukup dimeriahkan dengan dibuatkan wajit raksasa yang tidak habis dimakan dalam sebulan. Waktu itu saya juga teramat gembira karena berkesempatan makan beberapa hari dengan daging kerewedan sebagai lauk pauknya. Daging kerewedan itu adalah daging domba tapi serpihan-serpihan paling alot di antara jenis daging yang lainnya. Gigi kita sangat sulit untuk mengunyahnya hingga lembut. Meski jenis daging itu yang jadi santapan istimewa di hari perayaan hitanan kami, hal itu tidak lantas mengurangi rasa bahagia kami. Karena saya sudah paham bahwa memang hanya itu makanan paling istimewa yang bisa orang tua saya berikan.

Ilustrasi
Tidak berapa lama dari kesembuhan hitanan kami, kakak saya ternyata langsung didaftarkan masuk sekolah dasar. Waktu mengetahui hal itu saya juga ingin sekali ikut sekolah. Tiap pagi datang dan kakak saya siap-siap berangkat sekolah, saya selalu nangis ingin ikut sekolah. Sampai akhirnya ayah saya terpaksa mendadak belanja baju seragam SD buat saya.  

Sambil memakai seragam putih merah dengan tas gendong warna merah yang mengkilat, karena terbuat dari bahan plastik, saya di rumah, tepatnya ruang tengah, secara tekun terus berusaha melukis gambar-gambar huruf yang ibu saya contohkan sebelumnya. Saya bisa tekun menghabiskan waktu menuliskan huruf-huruf nama saya karena kata ibu saya baru bisa masuk sekolah kalau sudah bisa membaca dan menulis tulisankan nama saya sendiri. Sementara baju seragam dan tas gendong itu tidak mau saya lepaskan sampai tiba waktunya kakak saya datang pulang dari sekolahnya. Saya sangat gembira apabila melihat kakak saya baru pulang, karena waktu itu adalah waktu paling berharga bagi saya untuk mencari informasi suasana sekolah yang sangat ingin saya ketahui. Saya akan terus bertanya sampai kakak saya bosan menjawabnya, dan saya balik dimarahi olehnya karena teramat jengkelnya mungkin.

Kondisi serupa itu terus berulang setiap harinya hingga saya sendiri tidak tahu kapan akhirnya saya bisa berhenti melakukan itu. Yang jelas pada masa-masa itulah saya menanyakan secara serius tentang latar belakang saya kenapa sampai diberi nama "Purnawarman". Terjadi kira-kira di tahun 1989 akhir.


Meringis Nangis dari Semenjak Bayi Untuk Kuat di Masa Dewasa

          No comments   
Mengenang kembali masa lalu di saat waktu hening, tengah merenung, mencari obat luka bekas goresan-goresan kenyataan yang berat untuk diterima, adalah salah satu bagian dari cara yang saya lalui untuk mempertimbangkan kembali kesimpulan pemaknaan terhadap kenyataan hidup, mau pun untuk mencari langkah yang selayaknya saya putuskan untuk dikerjakan kemudian.  Masa lalu bagi saya adalah coretan-coretan ilmu pasti yang sudah dibuktikan kebenarannya dalam rupa pengalaman. Maka sangatlah wajar apabila masa lalu itu sering kali saya jadikan sebagai salah satu bagian dari referensi untuk bahan pertimbangan.

Ketika rasa pesimis datang menghampiri, pikiran saya biasanya tengah terganggu oleh kenyataan hidup yang pahit. Oleh perbedaan dengan saudara-saudara sekandung saya, oleh perlakuan orang tua yang seringkali membedakan saya dengan mereka, oleh jalan hidup yang terlalu banyak warna melebihi garis kebiasaan hidup mereka, oleh... oleh... dan oleh... banyak hal lainnya yang seringkali tak sengaja datang bercucuran meracuni pikiran saya. Pikiran-pikiran itulah yang apabila tidak dicerna secara bijak, tatkala mengolah kesimpulan, biasanya menjadikan saya prustasi dan banyak menyalahkan orang lain.

Saya memang terlahir dengan kisah yang cukup berbeda bila dibandingkan dengan saudara-saudara kandung saya yang lain. Dari mulai masa detik-detik saya baru dilahirkan, masa ketika kedua orangtua saya harus memberikan keputusan penerapan nama bagi saya, masa perkembangan balita saya, hingga kisah-kisah yang saya lalui dengan penuh ingat dan kesadaran saya di kemudiannya.

Bukan ingin diketahui banyak orang tujuan utama saya menuliskan kisah hidup pribadi saya di blog ini. Saat menuliskan kisah ini saya masih dalam posisi manusia kecil yang kurang begitu memberikan pengaruh besar buat jalan kehidupan masyarakat mau pun keluarga besar saya. Ini hanya lah sebuah ikhtiar saya mendokumentasikan sejarah kehidupan pribadi agar tidak tergerus habis oleh sifat lupa seorang manusia. Andai pun di akhirnya menimbulkan manfaat buat yang membaca tulisan ini, maka tentu itu adalah nilai lebih yang tidak begitu jadi harapan hiperbola dari apa yang saya kerjakan.

Kisah Tentang Waktu Kelahiran dan Masa-masa Balita Saya

Memang saya lahir tidak dalam bentuk prematur, saya lahir dalam kondisi normal dan tanpa cesar. Waktu kelahiran saya, menurut ingatan ibu saya, adalah antara pukul 08-09 pagi. Karena tidak langsung dicatat waktunya maka patokan bagi ingatan ibu saya adalah dengan membandingkan waktu sekolahnya kakak perempuan tertua saya. Katanya saya lahir tidak begitu lama setelah kakak saya itu berangkat sekolah. "Ya kira-kira antara pukul 08 atau setengah sembilan pagi lah" begitu jawaban ibu saya ketika ditanya ketepatan waktu lahirnya saya. Harinya sendiri belum dapat saya pastikan apakah benar hari sabtu atau bukan. Di sini saya belum mencoba mencari kepastian dengan usaha menerapkan metode hisabnya ilmu falak yang mampu memutuskan waktu masa lalu secara pasti. Yang jelas tarikh penanggalannya adalah bertepatan dengan tanggal 01 bulan Januari tahun 1986.

Kisah tragis mulai terjadi beberapa bulan setelah masa kelahiran saya. Kira-kira baru menginjak umur dua atau tiga bulanan, menurut kabar dari ibu saya, tangan kanan saya pernah digigit oleh tikus ketika saya tengah tertidur pulas dan ditinggal keluar kamar olehnya. Tangan saya yang masih mungil dan unyu-unyu itu nyatanya terlihat sudah berlumuran darah ketika ibu saya hendak mengecek kondisi saya yang tidak terdengar apa-apa dalam waktu yang lumayan lama. 

Ibu saya menjerit histeris meminta tolong kepada ayah saya agar cepat menghampirinya dengan teriakan "Kang.. Akang.. cepat kesini... anak kita dipatuk ular...!". Kenapa kesimpulan ibu ketika melihat tangan saya berlumuran darah itu adalah akibat patukan ular? Nyatanya pandangan ibu saya pertama kalinya adalah bukan melihat tikus, melainkan kaget campur takut karena ular tengah diam melingkar di samping tempat saya terbaring tidur. Jenis ular sapi yang lumayan besar, sebesar pergelangan tangan orang dewasa, terlihat tengah melingkarkan tubuhnya dengan kepalanya memandang tajam ke arah tempat ibu saya berdiri. Tersentak kaget lalu timbul rasa keamanan hidupnya tengah terancam lah mungkin yang membuat si ulah itu malah cepat-cepat mengudarkan posisi lingkaran tubuhnya dan pergi ke bawah risbang dan menghilang, bukan tetap diam atau mendekat ke ibu saya.

Baru setelah ular itu dipastikan oleh ayah saya sudah tidak ada, ibu saya kemudian menggendong saya dan membawanya cepat-cepat ke luar kamar. Ayah saya kemudian mengobrak abrik isi kamar untuk memastikan sang ular benar-benar sudah tidak ada di wilayah kamar. Di waktu tengah mengobrak abrikan kamar itu lah ayah saya kemudian menemukan seekor tikus sudah mati dengan darah yang masih segar mengalir dari bagian tubuhnya akibat beberapa bekas cabikan gigi ular.

Hasil pemeriksaan dokter PUSKESMAS menyimpulkan bahwa luka di telapak tangan saya adalah bekas gigitan tikus, bukan ular. Pada akhirnya ternyata ular yang pada awalnya menjadi tersangka penjahat itu nyatanya justru adalah penyelamat saya. 

Meski luka bekas gigitan tikus itu langsung diobati, racunnya mungkin tidak bisa secara total diam di tubuh saya. Berbulan-bulan tubuh saya yang masih bayi itu kemudian sakit-sakitan terkena infeksi. Benjolan-benjolan semisal bisul menjalar di seluruh bagian kepala. Dan itu membuat rasa khawatir berat kian menjadi makanan sehari-hari yang menghantui ibu saya akan keberlangsungan nasib hidup saya.

Mungkin akibat banyak sakit-sakitanlah penyebab saya di kemudian harinya mengalami kelambatan dalam menjalani proses perkembangan hidup masa balita. Di umur dua tahun, yang dalam perkembangan anak-anak normal sudah mulai banyak belajar bicara, saya katanya malah belum melakukan itu sama sekali. Bahkan ibu saya sampai punya kecurigaan bahwa saya mengalami kebisuan.

Sebuah perjalanan hidup yang sangat tidak mudah memang. Namun perkembangan hidup masa bayi bukan hanya peran orang tua yang dominan menentukan. Allah sang Maha Pencipta sangat berperan besar dalam menentukan taqdir kehidupan di masa itu. Bagai mana si anak bisa berjuang untuk bertahan hidup sementara dianya sendiri tidak tahu harus berbuat apa untuk melakukannya. Orang tua pun hanya bisa mengira dan menduga apa yang sedang dihadapi anaknya lewat tangisan dan senyum-tawanya saja.

Apa skenario yang akan terjadi di masa depan seorang anak yang dari awal masa hidupnya sudah mengalami kondisi sulit seberat itu? Orang tua tidak tahu menahu akan kepastiannya. Hanya do'a, harapan, dan usaha maksimal lah yang bisa mereka lakukan agar anak yang jadi harapan penerus hidupnya bisa bertahan dan tumbuh besar    ....Bersambung

Rabu, 19 Juni 2013

Antara Do'a dan Mantra (bagian 1)

     ,      No comments   

PENDAHULUAN

Ada cerita sedikit nih kawan-kawan. Suatu hari saya pernah diajak berbincang oleh seseorang yang sudah berumur menginjak tua. Dalam perbincangannya itu dia sedikit bercerita tentang pengalaman hidupnya. Kemudian sampailah ia pada titik dimana puncak emosional orang lanjut usia bermain. Ia memberi sedikit masukan kepada saya bahwasannya apabila saya menghadapi permasalahan hidup, seperti kesulitan jodoh, ekonomi, karir dan yang lainnya, bisalah saya menghubungi dia dan minta tolong padanya. Hal itu lantaran, menurut pengakuannya sendiri, dia adalah orang yang memiliki kelebihan ilmu dalam mengatasi persoalan itu. Gurunya yang sering dia tanyai, lanjutnya, sekarang usianya sudah seratus tahun lebih dan kehidupannya sangat shaleh. Dengan keshalehannya itulah sehingga do'a-doanya terkabul. Orang yang kena guna-guna bisa langsung sembuh, bahkan guna-gunanya bisa menyerang balik pada orang yang mengirimnya, dengan cukup mengambil tanah dari makam lalu diberi do'a oleh gurunya itu. Kelihatannya waktu itu dia habiskan untuk terus berusaha mencoba agar saya menjadi yakin akan kebenaran semua yang dikatakannya, sampai-sampai dia berulang-ulang memastikan saya bahwa ilmu yang dimilikinya itu bukan sihir, dia bukan dukun atau paranormal, sebab bacaan-bacaan yang dipakainya bukanlah jampe-jampe atau mantra melainkan adalah do'a-do'a yang diambil dari Al-Qur'an. Begitu isi singkat penjelasannya.

Setelah terlihat bahwa dia tengah menanti respon dari saya, saya pun kemudian mulai mengajaknya dialog. Sebagai pembukaan, saya mengajukan pertanyaan kepada beliau "Saya masih kurang paham sebenarnya apa yang membedakan antara do'a dan mantra/jampe-jampe pak, apakah bapak bisa menjelaskannya?". Mendapati pertanyaan semacam itu dia malah terlihat bingung. Raut muka dan tatapan matanya seakan melayang sejenak ke tempat lain. Mungkin ia tengah merenung sejenak, mencari cara bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan itu.

Setelah sedikit menunggu, dia kemudian menjawab: "Kalau masalah seperti itu sih tanyakan saja kepada orang yang sekolah dek, bukan ke saya, saya kan tidak pernah sekolah" jawabnya enteng. Saya kemudian menyusul jawabannya dengan sedikit mengingatkan kembali terhadap apa yang sudah dikatakannya. "Loh kok.. bukannya dari tadi bapak berusaha meyakinkan saya bahwa ilmu yang bapak miliki itu jalurnya adalah islam, bukan jalur setan, dengan alasan bacaan-bacaan yang dipakai bapak adalah do'a bukan mantra? kok bisa ya apa yang sama sekali tidak bapak pahami itu diyakini  dan dipastikan kebenarannya?" Tanggapannya kemudian malah tidak memecahkan permasalahan. Ia malah ngomong ke sana ke mari, ngelantur tak jelas arah. Dengan kelakuannya seperti itu saya menjadi yakin benar bahwa dia benar-benar tidak tahu perbedaan antara mantra dan do'a.

Semenjak dari kejadian itu dia terlihat seakan terus menghindari diri untuk masuk dalam dialog dengan saya, bahkan terlihat marah kepada saya yang sudah mengajukan pertanyaan, yang mungkin dirasanya telah memojokkan dirinya.

Kejadian itu terjadi kira-kira di pertengahan tahun 2012 kemarin. Dan saya menceritakan kembali kejadian itu hanya sebagai upaya penggambaran bahwa sebetulnya di luaran sana masih banyak orang yang belum paham betul perbedaan hakiki dari makna do'a dan mantra, sehingga banyak yang terjebak pada keadaan di mana keyakinannya mengatakan benar, sementara hakikat pastinya dia tengah terjerembab dalam kesalahan. Bahkan hal itu tidak hanya terjadi pada masyarakat awam yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Di perguruan tinggi agama islam saja, bahkan posisi jabatannya adalah sebagai dosen, kondisi itu masih menjerat mereka. Di  UIN Bandung, tempat saya dulu sempat belajar, tepatnya di Fakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah, di sana ada mata kuliah "Epistimologi Do'a" dan jika dikaji secara teliti isi dari materi-materi yang dikupas dalam mata kuliah itu, justru seakan tidak ada perbedaan antara apa itu do'a dan apa itu mantra. Bahkan saya lebih cenderung menilai bahwa mata kuliah itu tidak layak dinamai "Epistimologi Do'a" tapi lebih cocoknya dinamai "Epistimologi Mantra", karena kajian yang diketengahkan selama perkuliahan berlangsung tidak sedikitpun menyentuh pokok-pokok rumusan do'a, malah tidak lebih dari upaya perasionalisasian aktivitas perdukunan semata. Upaya untuk menggali secara mendalam hakikat do'anya sendiri, jika pun tidak dikatan tidak ada, adalah sangat kurang sekali.

Kondisi-kondisi itu bisa terjadi, menurut kacamata pemahaman saya, jelas disebabkan oleh adanya kesimpangsiuran pemahaman yang masih mereka hadapi. Mereka mungkin sudah mengetahui bahwa di dalam ajaran Islam tidak ada mantra, bahkan Islam justru melarang keras penggunaan aktivitas itu. Namun untuk memahami secara benar perbedaan antara hakikat do'a yang diajarkan Islam dengan mantra yang dilarang oleh Islam, sepenuhnya belum bisa mereka pahami betul.

Meski saya insapi bahwa ilmu yang saya miliki untuk menjelaskan persoalan ini sangat jauh untuk dikatakan mapan, sehingga akan terbentur oleh banyaknya keterbatasan, namun melihat kondisi masyarakat semacam itu, saya merasa tertantang untuk mencoba mengetengahkan bahasan ini. Atas modal itulah lewat tulisan ini saya berusaha mengkaji persoalan ini.

Insya Allah bersambung.....

Sabtu, 01 Juni 2013

Ketika Ciri Hidup Adalah Gerakan

     ,      No comments   
Hari membuka matanya kembali
Malam temaram kini pergi perlahan hilang
Dan sepeda tua ini harus jua kukayuh kembali
Menembus putaran waktu
Mengenyam jarak lahan terbentang

Jika hidup ini berciri khas dengan geraknya,
Kinilah saatnya kuawali dan isi hidup itu dengan kehidupan, dengan gerakan
Dan cukupkan Allah Sang Maha Hidup menjadi saksinya
Dan kau, duhai sayangku,
Semoga kau menikmatinya....
 
Salam kehidupan
Salam berjuang...
***
 
Bandung, 23 February 2013

Ketika Cinta Tercitra Memaksa

     ,      No comments   
Adakah fikirmu sudah menyelam sedalam lautan
akan realita yang pernah kita alami
akan kejadian yang sempat kita hadapi
hingga kau temukan kilauan permata kesimpulan yang berharga?

Adakah fikirmu melambung tinggi ke angkasa makna?
tentang Apa sebetulnya yang pernah kulakukan?
Tentang apa yang pernah kuperbuat selain ucap?

Yang kurasa,
tak ada dalam niat dan gerak yang ada
dalam langkah dada dan ragaku
tergores makna wujud buat memaksa

Tapi entahlah apa yang kau lihat dan rasa
hingga kau kembali dan terus kembali menilai sebalinya

Bukan aku ingin mendapat penilaian baik di matamu
bukan pula ingin penilaianmu sama denganku
bukan pula rasaku berkata aku yang paling benar tentang semuanya
tentang asaku, niat dan tekat aku mencinta
tentang janjiku yang kini hanya bersisa setumpuk kotoran dosa yang tak tahu dengan apa kumembasuhnya
hanya kata maaf dan maaf yang baru bisa kubuat

Jika kesimpulan itu buah dari kedalaman logika mencerna
Dan jika pandangan itu buah dari ketinggian engkau melihatnya
Maka...
Maafkanlah aku yang tak bisa menggambarkan rasa cinta ini dengan sebenar-benar adanya
Maafkanlah aku yang selama ini sudah berwujud Sang Pemaksa di matamu
***

Bandung, 10 Januari 2013

Di Panyileukan Aku Tenggelam

          No comments   
Dalam senyapnya waktu yang bergulir di ujung senja
Tengadah mataku membidik luasan angkasa
Memar merah awan di sana
Hitam biru pucuk pegunungan di arah sebrangnya

Kini kusaksikan kembali mentari tenggelam
Sementara aku terdiam
Aku masih duduk termangu
Aku masih diam membatu
Di sini
Di tempat ini

Di Panyileukan aku tenggelam
Menyaksikan berulang-ulang mentari terbit-terbenam
***
Bandung, 2 Maret 2013

MISTERI DI BALIK EKSEKUSI AMROZI CS

          No comments   
Oleh: KH. Shiddiq Amien (Allahu yarham)

Kabar tentang akan dieksekusinya ketiga terpidana mati yang didakwa sebagai pelaku peledakan bom Bali satu , yakni: Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudra, setelah cukup lama diberitakan dengan intens oleh banyak media massa, dan menyita perhatian sekaligus mengundang sejumlah tanya dalam benak masyarakat, terkait dengan lamanya proses eksekusi tersebut, dengan pengamanan yang super ketat, akhirnya terjawab sudah .  Ketiganya telah dieksekusi dengan cara ditembak oleh tim regu tembak dari Brimob Polri pada hari Sabtu (9/11-08) pukul 00.15 WIB  disaksikan oleh Jaksa, ulama dan tim dokter. Sebuah proses eksekusi yang terkesan kuat sengaja didramatisir untuk tujuan-tujuan politis.

Seperti sebelum proses eksekusi, pasca eksekusipun kasus ini telah memunculkan pro kontra di tengah masyarakat, di antaranya menyangkut status ketiganya. Pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika –Muhammad Nuh-  melalui berbagai media menghimbau agar masyarakat tidak menyebut Amrozi Cs sebagai mujahid. Sementara KH. Kholil Ridwan, salah seorang Ketua MUI yang juga ketua BKSPP, punya  penilaian yang berbeda dengan petinggi MUI lainnya. Ia menilai bahwa Amrozi Cs adalah mujahid, sebab mereka berjuang melawan  regim  George Bush yang mengesahkan penjajahan terhadap Irak dan Afganistan, mereka bukan melawan pemerintah RI. Mereka akan mendapatkan pahala syahid, sedang teroris sejati adalah Bush. Demikian juga pandangan Dr. Joserizal Jurnalis yang sering terjun langsung ke medan jihad. Amrozi dkk adalah mujahid, sebab track record mereka adalah mujahid. Mereka telah berjuang di Afganistan, Ambon dan Poso. Merekalah orang-orang pertama yang membela kaum muslimin di Ambon ketika posisi kaum muslimin sedang terjepit. Begitu kata petinggi Mer-C tersebut.

Penilaian terhadap peristiwa Bom Bali I juga beragam di tengan masyarakat. Banyak pihak menilai itu sebagai aksi terror, bukan jihad. Sementara menurut Sekjen FUI,  KH. M. Al-Khaththath,  seperti dikutip situs swaramuslim.com (13/11) memandang persoalan ini sebagai khilafiyah yang memungkinkan terjadinya perbedaan dalam penentuan hukum antara ulama yang satu dengan ulama yang lainnya. Sebab dalam Islam ada dua jenis perang, yakni perang ofensif (hujumiyyah) dan defensive (difa’iyah). Ofensif berdasarkan perintah Imam/AmirulMukminin/Khalifah. Sedangkan defensive tidak menunggu adanya perintah amir. Dalam perang ofensif, wilayah perang dan sasaran jihad ditentukan oleh Amirul Jihad, sedangkan dalam perang defensive sasaran sesuai dengan keberadaan musuh yang menyerang (aggressor). Oleh karena itu, penilaian hukum ulama yang satu tidak menegasikan (meniadakan) penilaian hukum ulama yang lain. Konsekwensinya adalah tidak bisa dilarang kalau ada ulama/kaum muslimin yang menganggap ketiganya sebagai mujahid, apalagi ketiganya pernah secara riil berjihad membela kaum muslimin dalam jihad di Afganistan, Ambon dan Poso.

Sudah menjadi berita yang akrab di mata dan telinga dunia, Barat (terutama Inggris dan Amerika) mempelpori perang terhadap terorisme. Perang terhadap terorisme menjadi ''megaproyek'' luar negeri keduanya. Keduanya menjadi negara garda depan yang paling rajin menyapu bersih apa saja yang berbau aksi terorisme. Serangan terhadap Afghanistan disusul Irak adalah dalam kerangka perang melawan terorisme. Konyolnya, aksi perang terhadap terorisme yang telah melumatkan banyak nyawa dan merusak berbagai kawasan, ternyata belum memiliki definisi yang disepakati secara universal: jelas dan objektif. Jelas, berarti dipahami secara menyeluruh oleh masyarakat dunia. Objektif, berarti dipahami secara relatif sama oleh masyarakat dunia. Istilah terorisme sampai saat ini belum didefinisikan secara baku menjadi definisi yang dikamuskan secara yudisial. Ironisnya, usaha membuat satu kesepakatan definisi terorisme yang bisa menjadi salah satu butir deklarasi sidang umum PBB 14-15 September 2005 begitu alot. Para diplomat yang tergabung dalam tim perumus isu terorisme tetap kesulitan menentukan definisi. Belum adanya definisi terorisme yang disepakati, menjadikan terorisme sebagai kata yang sangat terbuka untuk dimaknai atas dasar kepentingan siapa yang memberi makna. Meskipun tindakan menyebut, mengutuk, dan memerangi terorisme sudah begitu jauh dan lama berlangsung.

Jurgensmeyer dalam bukunya  "Terror in the Mind of God, The Global Rise of Religious Violence" menjelaskan bahwa batas antara teroris dengan bukan teroris sangatlah tipis, tergantung siapa yang memberikan penilaian. Seseorang atau sekelompok orang oleh penguasa dianggap sebagai teroris, tapi oleh masyarakat dan pendukungnya dianggap sebagai mujahid, pejuang dan pahlawan.  AS selalu menuduh bahwa Al-Qaeda, Hammas, Pejuang Irak, dsb sebagai teroris. Tapi kalau kita tanya  rakyat Palestina  siapakah teroris itu ? Pasti jawabannya: Israel.  Jika kita tanya rakyat Irak dan Afganistan, siapakah teroris itu ? Jawabannya: pasti AS dan Sekutunya. Tapi karena media massa terkemuka baik nasional maupun internasional mayoritas dikuasai Yahudi dan Kristen, maka sekarang ini stigma atau tuduhan Teroris itu sepertinya identik dengan Islam. Bahkan bisa dikatakan dewasa ini sedang terjadi perang menggempur Islam dengan selubung dan dalih terorisme.

Seperti dikatakan oleh Prof. Richard Bulliet dari University of Columbia: “We at some point are going to reach a threshold where people no longer need evidence to believe in a generic terrorist threat, from religious muslim fanatics“. (Orang AS suatu ketika akan percaya dan meyakini tanpa perlu bukti apapun, bahwa ancaman teroris selalu datang dari orang muslim fanatik.). Apa yang dikatakan oleh Prof. Richard tersebut sekarang sudah jadi kenyataan, ketika terjadi aksi teror, telunjuk orang selalu dialamatkan kepada Islam atau gerakan Islam.

Pasca peristiwa 11 September 2001, stigma teroris berbalik 180 derajat, War Against Terrorism bergeser menjadi War Against Islam. Selain Afganistan dan Irak, Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim juga dibidik sebagai sarang teroris, sarangnya Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyyah (JI). Bantahan yang dikemukakan oleh banyak pihak, bahwa Indonesia bukanlah sarang teroris seakan dijawab  dengan  rentetan Bom di Indonesia mulai dari Bom Bali I (12 Oktober 2002), Bom Marriott (5 Agustus 2003), Bom Kedubes Australia (9 September 2004) dan Bom Bali II (1 Oktober 2005. Diakui atau tidak, sebagian pelakunya adalah aktifis masjid, guru ngaji, alumni pesantren, dengan argumen dalam rangka  jihad. Sehingga kata “Jihad” kemudian banyak digugat, bahkan banyak yang kemudian menjadi  alergi menyebut dan mendengarnya. Buku-buku tentang jihad-pun diteliti ulang. Bahkan ada petinggi BIN yang waktu itu mengusulkan agar buku-buku karya: Sayyid Qutub, Muhammad Qutub, Hassan Al-Banna, dsb supaya dilarang.  Usulan agar manhaj pesantren dirubah juga cukup kencang. Santri pun mau disidik jari. Departemen Agama pun membentuk “Tim Penanggulangan Teroris“ yang bertugas menasehati para teroris, atau calon teroris.

Dalam beberapa kasus terror bom di Indonesia, sebenarnya sampai saat ini masih menyisakan misteri, khususnya menyangkut dalang atau Grand Master Mind-nya. Dalam kasus Bom Bali I misalnya, yang dalam 5 mikro detik telah menewaskan 200 orang lebih, 300-an luka-luka, menghancurkan 47 bangunan, puluhan mobil dan motor hangus, dengan getaran terasa sampai jarak 12 km, menurut Joe Vialls, investigator bom independent dan analis inteligen Australia dalam situsnya www.thetruthseeker.co.uk dalam tiga artikel berjudul : Bali Micro Nuke Burried By Western Media; Bali Micro Nuke-Lack of Radiation Confuses Expert; dan Micro Nuke Used in Bali “Terrorist” lookalike Attack, menegaskan  bahwa Bom Bali I bukanlah bom NTN apalagi Potasium Klorat (karbit), melainkan Micro Nuklir SADM (Special Atomic Demolition Munition). Di dunia ini yang punya bom seperti itu baru : AS, Inggris, Prancis, Rusia dan Zionis Israel. Sehingga wajar jika banyak pihak yang menduga, bahwa rencana Amrozi Cs itu sudah “dikawal” pihak tertentu, sehingga pada saat bom karbit mereka meledak, ada bom nuklir yang diledakkan dalam waktu dan tempat yang bersamaan, dan kesalahan ditimpakan semuanya kepada mereka.  Wajar pula jika sejak lama banyak pihak yang mengusulkan agar pihak kepolisian membuktikan kemampuan Amrozi Cs dalam merakit bom bahsyat itu dengan melakukan rekontruksi di sebuah pulau kosong. Jika terbukti bom rakitan mereka sama dahsyat dengan bom Bali I, berarti benarlah mereka sebagai pelakunya. Sayang usulan tersebut menghilang bak ditelan bumi. Bahkan pernah ada yang mengusulkan, meski usulan ini terkesan lucu, bahwa jika memang Amrozi Cs memiliki kemampuan merakit bom dahsyat seperti Bom Bali I dan Bom Kuningan, bagusnya sebelum mereka dieksekusi, mereka dijadikan sebagai asisten pelatih di pabrik senjata Pindad Bandung, agar Republik ini menjadi negara yang disegani, karena memiliki kemampuan membuat bom dahsyat tersebut. Kini, semua usulan tersebut telah terkubur, bersamaan dengan telah dikuburkannya mereka.  Wallahu’alam bis-showwab.

================
Tulisan ini saya copy dari : Blog Referensi Persis

Semoga bermanfaat..!